LHOKSUKON - Aceh Liberation Front (ALF) wilayah Pase menggelar diskusi untuk menyamakan persepsi masyarakat terkait kekecewaan mereka terhadap kompensasi tanah dan tanaman yang rusak akibat survey yang dilakukan oleh PT Zaratex NV untuk mencari ladang gas di Blok Sawang – Matang Lada.
Diskusi dilangsungkan di Meunasah Blang Reulieng Kecamatan Sawang, Aceh Utara, kemarin, Selasa, 8 Mei 2012.
Dalam diskusi tersebut warga menyampaikan bahwa survei tersebut sudah membuat tanaman mereka rusak dan tidak didata dengan benar, data kepemilikan juga dilakukan secara tumpang tindih.
“Ketika pihak perusahaan melakukan sosialisasi masyarakat setempat dibodoh-bodohi dengan iming-iming pekerjaan,” kata Isbahannur, Koordinator ALF Pase, melalui rilis yang dikirim kepada The Atjeh Post, Rabu, 9 Mei 2012.
Selain itu warga juga membuat beberapa rekomendasi terkait kompensasi tanah oleh PT Zaratex, di antaranya masyarakat meminta pembayaran harus dilakukan dalam dua tahap sebelum proses recording (sebelum dynamite diledakkan) dilakukan.
Masyarakat juga meminta kompensasi tanah dinaikkan menjadi 200 persen dari harga yang sudah ditetapkan karena mereka merasa dirugikan. Warga juga meminta perusahaan untuk bertanggung jawab apabila terjadi kerusakan lingkungan di kemudian hari. | Atjehpost
Zaratex NV dalam mensosialisasi programnya pada masyarakat secara melakukan pencitraan juga melakukan pembodohan, disamping itu perekrutan ratusan tenaga kerja untuk dipekerjakan dalam survey tersebut. ini menjadi bahan kampanye mereka karena telah memberi pekerjaan pada masyarakat lokal, namun yang menjadi persoalan tenaga masyarakat lokal seperti diperas, pasalnya mereka digaji tidak layak alias tidak sesuai dengan Upah Minimum Reguler (UMR) karena dikoloni oleh perusahaan outsorsing.(*)