Saturday, February 5, 2011

Waspadai Mahasiswa Menjadi "Spion" Rektorat

Posted by Isbahannur  |  at  1:14 AM

Suara Mahasiswa Aceh --- Kondisi permasalahan di lingkungan internal kampus unigha cukup luas dan beragam. Meski tidak sekompleks jika dibandingkan di kehidupan masyarakat sesungguhnya. Diantaranya bisa terkait dengan issu-issu kepuasan mahasiswa terhadap fasilitas kampus. Hal ini sebagai akibat dan konsekuensi terkait dengan uang reguler yang mereka bayarkan kepada pihak institusi, seperti - uang semesteran, uang sidang, uang SKS, uang bimbingan skripsi, dan lain-lain. Karenanya sangat penting bagi mahasiswa Unigha yang diamanahi memegang kendali kampus unigha melalui DLM menguasai informasi lalu-lintas pungutan keuangan dan fasilitas yang disodorkan pihak pengelola pendidikan. Karena hal ini terkait dengan sesuatu yang sangat mendasar, yaitu ‘hak dan kewajiban’ para mahasiswa UNIGHA.

Lembaga intern kampus Unigha DLM juga memiliki peran untuk melakukan pengkajian terhadap berbagai kebijakan-kebijakan kampus Unigha. Laiknya masyarakat umum, kehidupan kampus Unigha juga tidak sepi dari munculnya kebijakan-kebijakan aneh yang tak menguntungkan mahasiswa Unigha. Dari mulai rendahnya kualitas pelayanan pendidikan, cepatnya kenaikan biaya pendidikan, prasarana belajar dan transportasi sampai dengan manajemen yang tertutup dan tidak transparan. Bidang ini harus leading dalam merespon kemunculan kebijakan yang tak berpihak kepada mahasiswa Unigha. Mengolahnya menjadi issu bersama dan menjadikannya spirit untuk mengeluarkan sikap sebagai sikap mahasiswa UNIGHA secara menyeluruh. Merancang strategi negosiasi, melakukan telaah data, dan mendesign tribulasi gerak mahasiswa unigha diinternal kampus. Bahkan sampai ketika harus dalam bentuk mimbar bebas, demonstrasi di persimpangan jalan . Tentu yang dimaksud adalah demonstrasi yang cerdas dan jauh dari anarki.

Tanggal 6 Agustus 2004, ratusan mahasiswa UNS berunjuk rasa menentang kenaikan SPP dan pungutan biaya pendidikan yang dikenakan kepada mahasiswa baru yang ditetapkan oleh rektorat. Demikian pula yang terjadi sebelumnya di Unsyiah Banda Aceh Februari 2005 lalu. Sekitar 500 mahasiwa menggelar demo menuntut mundur rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Abdi A. Wahab, karena dinilai tidak sensitif dan tidak peduli terhadap kesulitan para mahasiswanya akibat musibah Tsunami yang melanda Aceh akhir tahun 2004.
di Universitas Padjadjaran Bandung, April 2007. Ratusan mahasiswa menggelar demo usai pelantikan rektor baru yang mencoba mengesampingkan peran mahasiswa dalam pemilihan Rektor jg penyalahan arti demokrasi dalam pemilihan. Melalui DLM dan organisasi interen serta UKM kampus mereka menuntut pelibatan mahasiswa dalam merancang rencana dan strategi kampus UNPAD. Mahasiswa juga menyodorkan 10 agenda reformasi yang harus dijalankan oleh rektor baru terpilih. 
Isi dari 10 agenda reformasi tersebut ialah;
- tidak menaikkan biaya pendidikan,
- tingkatkan kesejahteraan dosen, karyawan, dan tingkatkan pembangunan gedung kampus,
- tolak komersialisasi pendidikan dan pendidikan harus transparan
- tingkatkan kualitas dosen melalui standar pendidikan mengajar di kampus,
- realisasi dana kemahasiswaan,
- wujudkan demokratisasi kampus,
- birokrasi yayasan dan biro rektorat yang efektif dan efesien serta mereka harus berdomisili di daerah universitas berdiri,
- peningkatan fasilitas sarana belajar dan transportasi kampus dan
- pelayanan prima kepada mahasiswa.
bagaimana dengan universitas jabal ghafur sudah amankah dari permasalahan diatas...?

Jadi aksi demo di lingkungan internal kampus Unigha bukanlah sesuatu yang tabu, ketika media dialog sudah menemui jalan buntu sementara kebijakan-kebijakan institusi Unigha semakin merugikan dan tak berpihak kepada mahasiwa Unigha. Tak perlu ragu untuk ‘fight’ jika ada gerakan ’sesat’ yang merongrong dan mengusik eksistensi lembaga interen kampus Unigha dan nilai-nilai kebersamaan mahasiswa Unigha.maka harus di waspadain.. Namun, apabila mereka tidak bergerak mengganggu dan cenderung diam, maka harus ditangkal dengan cara-cara yang baik.

Selain itu, lembaga mahasiswa kampus tertinggi di Unigha juga harus mewaspadai mahasiswa yang menjadi spion dari pihak institusi yang kecenderungannya hampir selalu mengakibatkan kerugian di pihak mahasiswa Unigha. Mereka adalah mata-mata sekaligus penjilat yang sudah tak tersentuh kelurusan hati nurani. Logika berfikirnya hanya sebatas apa yang bisa menguntungkan dirinya secara pribadi, orang lain masa bodoh. Tak jarang orang-orang seperti ini di design dan dipelihara institusi Unigha (yang tak bertanggung jawab) menjadi orang-oarng yang menduduki peran penting secara perlahan-lahan. Hingga pada saat yang tepat, mereka akan menjadi pembela mati-matian birokrasi universitas Unigha dan BIRO rektorat Unigha meski kebijakannya tidak berpihak kepada hati nurani mahasiswa Unigha secara umum. Aksi para penjilat dan pengkhianat hati nurani ini pernah terjadi di kampus ITS Surabaya saat proses pemilihan rektor ITS Maret 2005 lalu.

Kejadian serupa juga terjadi di salah satu perguruan tinggi kedinasan di Kota Tangerang. Hingga akibat ulah sekelompok mahasiswa penjilat itu, 137 mahasiswa di DO massal saat melakukan aksi solidaritas rekannya yang di DO dengan tuduhan fitnah. Dengan ‘kesepakatan khianat’ mereka saat ini menikmati manisnya kuliah gratis di perguruan tinggi bonafit di Jakarta. Sementara mahasiwa-mahasiswa ter-DO yang komit dengan nuraninya harus berjibaku untuk kuliah lagi di tempat lain dengan biaya sendiri. Sebagiannya bahkan ada yang pulang kampung karena belum merasa siap memasuki dunia baru.

Keberadaan para penjilat ini memang samar dan sulit di deteksi. Namun, jika tidak diwaspadai sejak dini di U N I G H A, maka suatu saat akan menimbulkan musibah dan sangat membahayakan gerak perjuangan mahasiswa Unigha. Saya hampir meyakini bahwa mayoritas perguruan tinggi di negara ini memiliki mahasiswa penjilat yang dipelihara institusi untuk melakukan spionase.

Hidup mahasiwa...... Suara lantang mu kawan masih sangat dibutuhkan untuk menyikapi berbagai masalah dan penyimpangan yang terjadi di universitas jabal ghafur.

Mahasiswa U N I G H A merupakan salah satu kekuatan pelopor di setiap perubahan. Dan mahasiswa U N I G H A telah berhasil mengambil peran yang signifikan dengan terus menggelorakan energi “perlawanan” dan bersikap kritis membela kebenaran dan keadilan .(Saputra Rocky)

Tags:
Isbahannur

Jurnalis acehbaru.com yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Organ Sipil Lain di Aceh

Get Updates

Subscribe to our e-mail newsletter to receive updates.

Share This Post

Related posts

comments
© 2013 Brigent. WP Theme-junkie converted by Bloggertheme9
Blogger templates. Proudly Powered by Blogger.
back to top