LHOKSEUMAWE - Penyidik Polsek Banda Sakti, Lhokseumawe akhirnya membebaskan Ikhsan, satu dari dua orang yang menyerahkan diri kepada polisi, karena ikut dalam rombongan saat terjadinya penyerangan dan pengeroyokan di kantor LBH Banda Aceh Pos Lhokseumawe, Selasa (24/8) malam lalu. Sementara itu, YLBHI Pusat di Jakarta secara resmi telah melayangkan surat ke Polsek Banda Sakti, Jumat (27/8) sore, agar bisa mengusut tuntas perkara ini.
Kapolres Lhokseumawe AKBP Kukuh Santoso, melalui Kapolsek Banda Sakti Iptu Ibrahim Prades, Sabtu (28/8) menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan pada dua orang yang menyerah tersebut, akhirnya Ikhsan pun dibebaskan.
Alasannya, saat itu Ikhsan diajak ke kantor LBH hanya sekedar untuk meminta klarifikasi terhadap sebuah persoalan interen mereka. Sedangkan saat sampai di Kantor LBH hingga terjadi aksi kekerasan, dia tidak ikut masuk tapi hanya berdiri di luar. “Karena atas dasar memang tidak terlibat, makanya Ikhsan pun kita bebaskan dan sata ini hanya kita tetapkan sebagai saksi,” jelas Kapolsek.
Sedangkan untuk M Anis, menurutnya hingga kemarin masih ditahan di sel Mapolsek, atas dugaan telah melakukan aksi kekerasan pada dua mahasiswa. Berdasarkan keterangan M Anis memang saat mereka datang ke kantor LBH ada 13 orang. Sedangkan yang melakukan aksi kekerasan hanya empat orang, termasuk dia. Dengan demikian, hingga saat ini pihak kepolisian masih mencari tiga orang lagi yang ikut melakukan pemukulan.
“Namun sangat susah kini kita cari tiga lagi karena namanya tidak diketahui. Namun begitu kita tetap akan melacak. Jadi sebelum ketangkap, kita harapkan yang merasa diri melakukan pemukulan untuk dapat menyerahkan diri,” jelas Iptu Ibrahim Prades.
Layangkan surat
Sementara itu, Koordinator LBH Banda Aceh Pos Lhokseumawe, Rahmat Hidayat mengatakan, meski bagaimana pun dan alasan apapun, pihaknya tidak akan bisa menempuh jalan damai, apalagi kekerasan itu terjadi di kantor LBH Pos Lhokseumawe.
Bahkan untuk mendukung pengusutan secara tuntas, sebut Rahmad, pihak YLBHI Pusat di Jakarta telah melayangkan surat kepada Kapolsek Banda Sakti, dengan tembusan kepada Kapolres Lhokseumawe, Kapolda Aceh, dan Kapolri. Dalam suratnya, YLBHI meminta kepada pihak kepolisian agar mengusut tuntas kasus ini.
Ditambahkannya, berdasarkan sejumlah bukti yang diperoleh pihaknya dalam upaya penyerangan Pos LBH Lhokseumawe, diduga kuat ada dalang intelektual di baliknya. Dan diduga memang M Anis dan rekannya hanya selaku pihak eksekusi, sedangkan sutradaranya, ada di balik layar.
Sementara itu, kecaman terhadap aksi kekerasan ini juga dilayangkan oleh Komite Dewan Kampus Solidaritas Mahasiswa Untuk Rakyat (KDK SMUR) Universitas Jabal Ghafur (Unigha) Sigli, Pidie. Ketua KDK SMUR Unigha, Huslidariandi kepada Serambi di Sigli, Sabtu (28/8) mengatakan, Safri Munandar dan Hermasyah adalah aktivis KDK SMUR Unimal.
“Sebagai sesama rekan, kami mengutuk keras dan mengecam tindakan tersebut (penggeroyokan) dan mendesak aparat untuk memproses secara hukum,” ujar dia seraya menambahkan, pihaknya tetap komit mengawasi penyelesaian kasus tersebut hingga tuntas.(bah/c43)
Kapolres Lhokseumawe AKBP Kukuh Santoso, melalui Kapolsek Banda Sakti Iptu Ibrahim Prades, Sabtu (28/8) menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan pada dua orang yang menyerah tersebut, akhirnya Ikhsan pun dibebaskan.
Alasannya, saat itu Ikhsan diajak ke kantor LBH hanya sekedar untuk meminta klarifikasi terhadap sebuah persoalan interen mereka. Sedangkan saat sampai di Kantor LBH hingga terjadi aksi kekerasan, dia tidak ikut masuk tapi hanya berdiri di luar. “Karena atas dasar memang tidak terlibat, makanya Ikhsan pun kita bebaskan dan sata ini hanya kita tetapkan sebagai saksi,” jelas Kapolsek.
Sedangkan untuk M Anis, menurutnya hingga kemarin masih ditahan di sel Mapolsek, atas dugaan telah melakukan aksi kekerasan pada dua mahasiswa. Berdasarkan keterangan M Anis memang saat mereka datang ke kantor LBH ada 13 orang. Sedangkan yang melakukan aksi kekerasan hanya empat orang, termasuk dia. Dengan demikian, hingga saat ini pihak kepolisian masih mencari tiga orang lagi yang ikut melakukan pemukulan.
“Namun sangat susah kini kita cari tiga lagi karena namanya tidak diketahui. Namun begitu kita tetap akan melacak. Jadi sebelum ketangkap, kita harapkan yang merasa diri melakukan pemukulan untuk dapat menyerahkan diri,” jelas Iptu Ibrahim Prades.
Layangkan surat
Sementara itu, Koordinator LBH Banda Aceh Pos Lhokseumawe, Rahmat Hidayat mengatakan, meski bagaimana pun dan alasan apapun, pihaknya tidak akan bisa menempuh jalan damai, apalagi kekerasan itu terjadi di kantor LBH Pos Lhokseumawe.
Bahkan untuk mendukung pengusutan secara tuntas, sebut Rahmad, pihak YLBHI Pusat di Jakarta telah melayangkan surat kepada Kapolsek Banda Sakti, dengan tembusan kepada Kapolres Lhokseumawe, Kapolda Aceh, dan Kapolri. Dalam suratnya, YLBHI meminta kepada pihak kepolisian agar mengusut tuntas kasus ini.
Ditambahkannya, berdasarkan sejumlah bukti yang diperoleh pihaknya dalam upaya penyerangan Pos LBH Lhokseumawe, diduga kuat ada dalang intelektual di baliknya. Dan diduga memang M Anis dan rekannya hanya selaku pihak eksekusi, sedangkan sutradaranya, ada di balik layar.
Sementara itu, kecaman terhadap aksi kekerasan ini juga dilayangkan oleh Komite Dewan Kampus Solidaritas Mahasiswa Untuk Rakyat (KDK SMUR) Universitas Jabal Ghafur (Unigha) Sigli, Pidie. Ketua KDK SMUR Unigha, Huslidariandi kepada Serambi di Sigli, Sabtu (28/8) mengatakan, Safri Munandar dan Hermasyah adalah aktivis KDK SMUR Unimal.
“Sebagai sesama rekan, kami mengutuk keras dan mengecam tindakan tersebut (penggeroyokan) dan mendesak aparat untuk memproses secara hukum,” ujar dia seraya menambahkan, pihaknya tetap komit mengawasi penyelesaian kasus tersebut hingga tuntas.(bah/c43)
Sumber Klik Disini