Tuesday, June 22, 2010

Demo 100 Hari Pemerintahan SBY-Boediono Puluhan Demonstran Dijaga Ratusan Polisi

Posted by Isbahannur  |  at  11:25 AM

BANDA ACEH - Aksi unjuk rasa mengkritisi 100 hari pemerintahan SBY-Boediono yang di Aceh, Kamis (28/1) kemarin, dilaporkan hanya diikuti oleh puluhan demonstran dari kalangan mahasiswa. Namun, aksi yang berlangsung di Banda Aceh dan Lhokseumawe itu dijaga oleh ratusan personel aparat kepolisian.

Di Lhokseumawe, sekitar 10 demonstran yang tergabung dalam Forum Komunikasi Mahasiswa (FKM) Aceh, mengkritisi berbagai kebijakan SBY-Boediono dalam 100 hari pemerintahan ini dengan menggelar unjuk rasa di kawasan Simpang Jam. Tapi, ironisnya, aksi yang berlangsung sekitar pukul 10.00 WIB, kemarin, tampak dijaga atau dikawal oleh ratusan personel polisi.

Meski demikian, hanya sebagian kecil saja personel polisi dari Polres Lhokseumawe itu yang tampak mengawal aksi demo sekitar 10 mahasiswa tersebut. Sedangkan sebagian besar aparat kepolisian lainnya yang juga dari Mapolres Lhokseumawe, berada dalam pekarangan Klinik Bhayangkara dan sejumlah warung yang ada di sekitarnya.

Koordinator aksi FKM Aceh, Rahmad Hidayat, dalam orasinya mengkritik sejumlah kebijakan pemerintahan SBY-Boediono yang dinilai bermasalah, seperti kasus bail out Bank Century. Ia mendesak Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk segera menyelesaikan kasus yang kini sedang dibahas oleh pansus DPR RI itu.

Di samping itu, demonstran juga mendesak pemerintah SBY-Boediono untuk membuat kebijakan-kebijakan yang lebih prorakyat, segera mewujudkan kesejahteraan rakyat dan mencabut UU Badan Hukum Pendidikan (BHP). “Kita juga mendesak agar pemerintah segera membentuk pengadilan HAM di Aceh dan menuntaskan berbagai aturan pelaksanaan sebagaimana dikendaki UU No.11 Tahun 2006 tengan Pemerintah Aceh (UUPA),” kata Rahmad Hidayat.

Setelah sekitar satu jam aksi tersebut berlangsung, sebanyak dua truk pasukan tambahan dari Polres Aceh Utara, dilaporkan tiba di lokasi demo. Personel tambahan ini dimaksudkan untuk memback up pengamanan demo yang sebelumnya disebut-sebut akan berlangsung secara besar-besaran. Tapi, hingga aksi tersebut bubar sekitar pukul 11.30 WIB, kemarin, ternyata jumlah pendemo hanya sepuluhan orang saja.

Kapolres Lhokseumawe, AKPB Zulkifli, yang kemarin juga tampak turun ke lokasi, mengatakan bahwa yang melakukan pengamanan demo ini hanya beberapa personel saja, sedang ramainya ke lokasi karena aksi itu akan diamankan secara bergantian oleh personel polisi. “Sebelumnya dalam pemberitahuan kepada kita, jumlah peserta unjuk rasa ini dilaporkan ramai. Tapi ternyata hanya beberapa orang saja,” pungkasnya.

Di Banda Aceh
Sementara itu, di Banda Aceh, aksi unjuk rasa mengkritisi 100 hari pemerintahan SBY-Boediono yang juga diikuti oleh puluhan mahasiswa, digelar oleh dua kelompok. Namun, aksi yang digelar oleh Solidaritas Mahasiswa Untuk Rakyat (SMUR) itu, terutama di depan Gedung DPRA di jalan Tgk Daud Beureueh, Banda Aceh, kemarin, dilaporkan sempat mengganggu arus lalulintas di kawasan itu.

Pasalnya, aksi demo yang dilakukan oleh belasan mahasiswa itu digelar persis di tengah jalan protokol, di depan Gedung DPRA itu. Tanpa merasa menggangu para pemakai jalan, mereka juga membakar patung Wapres Boediono dan Menkeu Sri Mulyani, yang dinilai sebagai orang yang paling bertanggung jawab dalam kasus Bank Century.

Namun, kondisi tersebut tidak berlangsung lama. Sebab, sejumlah polisi dari Poltabes Banda Aceh yang diturunkan ke lokasi, dengan sigap mengatur arus lalulintas di kawasan itu. Jalan protokol dua jalur itu, hanya jalur kanan yang dibuka bagi para pengguna jalan dari arah simpang Jambotapee. Sedangkankan jalur kiri, yang dipakai untuk orasi para demonstran ditutup.

Koordinator aksi, Robby Firmansyah dalam orasinya, kemarin, menyampaikan tiga tuntutan Front Aceh Untuk Nusantara SMUR. Pertama, mendesak Pansus DPR-RI segera memanggil Presiden SBY untuk memintai keterangan dan pertanggungjawabannya atas kasus Bank Century.  Kedua, program pemberantasan korupsi SBY-Boediono hanya pembohongan publik, terbukti selama 100 hari masa pemerintahan, Presiden SBY tidak berani bersikap tegas menyelesaikan kasus korupsi Bank Century. Ketiga, Presiden SBY harus berani mencopot jabatan Boediono dan Sri Mulyani jika teribat kasus Bank Century.

Pada saat yang sama, puluhan mahasiswa dari berbagai organisasi kemahasiswaan yang tergabung dalam kelompok lainnya, juga menggelar aksi unjuk rasa dan berorasi di bundara Simpang Limong, Banda Aceh. Seperti dilakukan aksi SMUR, kelompok ini juga menyampaikan tiga tuntutan kepada pemerintah SBY-Boediono.

Ketiga tuntutan tersebut dibacakan oleh koordinator Aksi, Yanwar Julok, dengan menggugat klaim keberhasilan 100 persen di antara 15 program pilihan Presiden SBY, Pansus Century harus memanggil SBY supaya kasus itu selesai, dan mendesak Pansus dan KPK lebih cepat dan efektif menuntasakan kasus Bank Century. Mengakhiri aksinya, mereka melepaskan balon yang disertai foto SBY ke udara yang di bawahnya bertuliskan: “SBY-Boediono terbukti gagal”.

Secara umum, aksi unjuk rasa yang digelar oleh kedua kelompok mahasis tersebut berlangsung tertib dan aman. “Alhamdulillah, sejauh ini situasi keamanan di Aceh terkendali dan para pengunjuk rasa dalam keadaan tertib,” kata Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Farid AS di Banda Aceh, kemarin.(sal/bah/ant)
Sumber Klik Disini

Tags:
Isbahannur

Jurnalis acehbaru.com yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Organ Sipil Lain di Aceh

Get Updates

Subscribe to our e-mail newsletter to receive updates.

Share This Post

Related posts

comments
© 2013 Brigent. WP Theme-junkie converted by Bloggertheme9
Blogger templates. Proudly Powered by Blogger.
back to top