LHOKSUKON - Alokasi Dana Gampong (ADG) dan Bantuan Keuangan Pemakmue Gampong (BKPG) untuk Kecamatan Sawang, diduga disunat oknum Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK). Aksi ini juga disinyalir melibatkan pihak kecamatan. Namun, pihak PJOK di Sawang membantah tudingan tersebut.
Presidium Forum Komunikasi Mahasiswa Aceh (FKMA) Isbahannur, Minggu (14/3) menyebutkan, Panitia ADG di Kecamatan Sawang mengeluh dengan pengutipan dana tersebut. Mereka, kata Isbahannur terpaksa memberikan dana mencapai sekitar Rp 300 ribu, karena khawatir bantuan tahap kedua tidak akan cair jika tidak disetor kali ini. “Panitia dan keuchik mengeluh dengan pengutipan dana tersebut,” kata Isbahanur
Menurut Isbahanur, pemotongan dana BKPG mencapai satu juta tiap desa di Sawang dengan dalih dibagi-bagikan dengan oknum kecamatan. Caranya, rinci Isbahanur, dana itu ditarik oleh keuchik, kemudian baru diserahkan kepada oknum kecamatan dengan nama alasan uang jerih payah.
Sementara itu, PJOK Kecamatan Sawang, Hindon Abdullah yang dihubungi Serambi via selulernya membantah adanya pemotongan dana tersebut. Pihaknya tidak pernah mengutip uang tersebut apalagi jumlahnya mencapai Rp 300 ribu. “Saya tidak pernah meminta uang pada panitia atau keuchik, mereka sendiri yang memberikan uang tersebut, itu pun jumlahnya hanya sekitar Rp 20.000 s/d Rp 50.000 diberikan melalui fasilitator desa. Bahkan tidak semua desa yang memberikannya, karena kita tak memintanya. Kalau tidak percaya silahkan hubungi camat,” sebut Hindon.
Sementara itu, seorang penelpon mengaku Jamaluddin, Keuchik Desa Gunci Kecamatan Sawang menyebutkan, di desanya tidak pernah ada dana pemotongan baik ADG dan BKPG oleh pihak kecamatan. Namun, untuk desa lain ia mengaku tak mengetahuinya. Hal senada juga disampaikan Nizar yang mengaku sebagai Fasilitator Kecamatan Sawang. “Kami selalu memperingatkan PJOK Sawang supaya tidak mengutip uang pada Keuchik, dan sepengatahuan kami PJOK tidak pernah meminta uang pada keuchik,” kata Nizar yang menghubungi Serambi secara khusus.(c37/bah)
Presidium Forum Komunikasi Mahasiswa Aceh (FKMA) Isbahannur, Minggu (14/3) menyebutkan, Panitia ADG di Kecamatan Sawang mengeluh dengan pengutipan dana tersebut. Mereka, kata Isbahannur terpaksa memberikan dana mencapai sekitar Rp 300 ribu, karena khawatir bantuan tahap kedua tidak akan cair jika tidak disetor kali ini. “Panitia dan keuchik mengeluh dengan pengutipan dana tersebut,” kata Isbahanur
Menurut Isbahanur, pemotongan dana BKPG mencapai satu juta tiap desa di Sawang dengan dalih dibagi-bagikan dengan oknum kecamatan. Caranya, rinci Isbahanur, dana itu ditarik oleh keuchik, kemudian baru diserahkan kepada oknum kecamatan dengan nama alasan uang jerih payah.
Sementara itu, PJOK Kecamatan Sawang, Hindon Abdullah yang dihubungi Serambi via selulernya membantah adanya pemotongan dana tersebut. Pihaknya tidak pernah mengutip uang tersebut apalagi jumlahnya mencapai Rp 300 ribu. “Saya tidak pernah meminta uang pada panitia atau keuchik, mereka sendiri yang memberikan uang tersebut, itu pun jumlahnya hanya sekitar Rp 20.000 s/d Rp 50.000 diberikan melalui fasilitator desa. Bahkan tidak semua desa yang memberikannya, karena kita tak memintanya. Kalau tidak percaya silahkan hubungi camat,” sebut Hindon.
Sementara itu, seorang penelpon mengaku Jamaluddin, Keuchik Desa Gunci Kecamatan Sawang menyebutkan, di desanya tidak pernah ada dana pemotongan baik ADG dan BKPG oleh pihak kecamatan. Namun, untuk desa lain ia mengaku tak mengetahuinya. Hal senada juga disampaikan Nizar yang mengaku sebagai Fasilitator Kecamatan Sawang. “Kami selalu memperingatkan PJOK Sawang supaya tidak mengutip uang pada Keuchik, dan sepengatahuan kami PJOK tidak pernah meminta uang pada keuchik,” kata Nizar yang menghubungi Serambi secara khusus.(c37/bah)
Sumber Klik Disini