Rapat dalam rangka kita mendengar konfirmasi dari Isbahannur yang selama ini adanya perkembangan isu-isu yang negatif terhadap perusahaan Zaratex NV di Kantor Kecamatan Sawang, Selasa 8 Mei 2012 sehingga kami dari muspika perlu penjelasan dari Isbahannur sehingga tidak adanya miss komunikasi. Ada di cek yang tidak mengenakkan, Adanya laporan dari perusahaan yang disampaikan kepada kami baik melalui media massa atau website dan segala macam sehingga Perusahaan meminta kami pada hari ini untuk melakukan mediasi sehingga ada kejelasan yang pasti. Tanggapan-tanggapan negatif terhadap mantan-mantan GAM atau oknum KPA yang berada di kecamatan Sawang.
Danramil Sawang Donny: Pekerjaan yang mereka lakukan adalah survey. Survey belum mengarah pada eksplorasi, dimana survey itu masih melihat ada atau tidak adanya kandungan didalam yang sedang di survey. Dampak tentu ada, tetapi dampak survey, dampak eksplorasi, dampak pekerjaan awal itu tentunya berbeda. Kalau sudah eksplorasi itu mungkin sudah menyangkut dengan alat yang sudah disiapkan, sementara survey menggunakan alat tetapi masih sebatas alat deteksi dan dampak negatif lainnya belum begitu berdampak.
Zaratex NV Hilmin: seisimik itu dimulai dengan metode bagaimana membuat sebuah getaran dan getaran itu bisa direspon oleh bumi yang ada dibawah permukaan dan kita rekam melalui alat-alat yang telah dipersiapkan. Intinya kita ingin melihat bagaimana penjalaran gelombang yang ada dibawah permukaan dan itu bisa memperlihatkan kepada kita bagaimana bentuk lapisan yang ada dibawah permukaan. Seismik itu mencari data bukan mengambil hasil. Dynamite yang kita masukkan kebawah permukaan itu kita getarkan untuk membuat getaran dan bisa direspon oleh bumi hingga 5000 meter. Pemerintah Indonesia menunjuk Zaratex untuk mengelola blok sawang dan matang lada. Semua perkara yang timbul akibat seismik ini akan menjadi tanggung jawab Zaratex.
Jika berhasil semua biaya kompensasi akan ditanggung pemerintah dan jika tidak berhasil maka Zaratex yang akan menanggung biaya kompensasi/ganti rugi lahan. Pembayaran kompensasi disesuaikan berdasarkan peraturan pemerintah yang ada. Pihak Zaratex menilai Isbahannur belum mengerti tentang kegiatan Zaratex. Sudah ada bukti ilmiah yang dilakukan perusahaan bahwa tidak akan terjadi kerusakan termasuk bangunan.
Isbahannur : berupaya untuk menampung bagaimana aspirasi masayarakat awam ini. Sebetulnya jika melihat klarifikasi-klarifikasi perusahaan kita tidak mempertanyakan masalah izin. Masalah izin tidak ada untungnya bagi saya karena saya membawa misi masyarakat Kecamatan Sawang dengan tidak melupakan legalitas. Mengenai masalah survey kami tidak mengerti sama sekali tetapi saya bisa belajar, bisa memanggil dosen Unsyah dan sebagainya.
Dari metode survey memang tidak bermasalah bahkan mustahil error (0,0001%) alias mengalahkan teori tuhan. Yang menjadi masalah adalah ketika dynamite itu diledakkan mengalami getaran sedalam 5 km. Yang dipersoalkan masyarakat adalah masalah ekonomi apalagi masalah ekonomi masyarakat sangat terjepit. Ketika mereka menanam ganja diganggu oleh kawan kawan diPolsek, saat ini giliran diganggu Zaratex, aktifitas perkebunan mereka terganggu. Lahan kebun yang dilewati tidak sesuai dengan rintisan yang direncanakan.
Isbahannur dipojokkan dengan tulisan kumpulan kliping yang telah dimuat ke media karena dalam tulisan tersebut banyak pihak yang terkena seperti nama perusahaan Zaratex, dan KPA [Komite Peralihan Aceh] dengan menganggap KPA itu preman.
Interpol: Saya tau siapa kau, kalau kau minta pekerjaan bilang saja, Saya sudah 3 tahun kerja di Zaratex. Mau kamu itu apa? jangan seenaknya aja kau buat masalah, kau jadi penyakit.
Isbahannur: Yang menjadi masalah adalah dampak yang terjadi dan yang akan terjadi, saat ini kerugian warga dikompensasi tak layak, itu persoalan yang wajib diselesaikan.
Hilmin Humas Zaratex: karena dibilang survey seismic dibilang dapat merusak ekosistem tanah, maka saya mau tanya data pak isbahannur yang dapat merusak ekosistem, karena begini tolong jawabnya.
Lobi Zaratex NV Untuk Membungkam Tuntutan Masyarakat Dengan Sogokan
Siang itu, Senin 21 Mei 2012, jam 12,25 Wib telpon selulerku berbunyi, ternyata Tgk Tamin, anak Pak Keuchik kampungku yang telpon, dia mengatakan ada surat undangan ini dari kecamatan soal konfirmasi perkembangan perusahaan PT Quest Geophisycal Asia, hari Selasa 22 Mei 2012 jam 9 pagi.
Sebelumnya, Selasa 8 Mei 2012, jam 15.00 Wib saya menggelar musyawarah dengan pemilik tanah yang terkena imbas survey seismic 2D Zaratex NV, dalam musyawarah tersebut pemilik tanah sepakat untuk meminta perusahaan survey migas itu untuk memberi kompensasi terhadap kerusakan tanaman warga dinaikkan menjadi 200% untuk setiap jenis kerugian warga, kompensasi harus diberikan dua kali sebelum dan sesudah recording (perekaman, tahap akhir survey seismic 2D).
Terhadap dampak yang timbul kedepan warga meminta Zaratex bertanggung jawab sepenuhnya. Soal perekrutan tenaga kerja, upah dan jaminan untuk pekerja, Zaratex harus memberi upah yang layak sesuai upah minimum regional (UMR) begitu juga jaminan kesehatan dan keselamatan buruh. Karena saat ini buruh yang dipekerjakan untuk melakukan survey memang masyarakat lokal, namun mereka diperas alias dikoloni dengan sistem outsorsing.
Begitu juga soal janji-janjinya dengan pemuda setiap gampong sebagai upaya mengambil hati masyarakat wajib ditepati. Disamping itu warga meminta agar Zaratex memanggil seluruh pemilik lahan untuk menjelaskan disetujui tidaknya tuntutan warga yang terkena imbas surve migas itu.
Syahdan, pagi itu Selasa 22 Mei 2012 jam 9.00 Wib, aku ditemani sijelek (sebutan untuk Herman panggilan untuk hermansyah oleh ceweknya) memenuhi undangan Pak Camat ke Kecamatan Sawang. Sambil menunggu Ilyas S Sos yang baru tiba pada jam 10.25 Wib kami bicang bincang dengan kawan-kawan Polsek Sawang 5 meter dari kantor Camat.
Ketika seluruh stakeholder rapat sudah datang ternyata hanya aku perwakilan korban Zaratex, Pak Keuchik, Tgk Mukim, 3 orang perwakilan Zaratex (Ilmin, Tarmizi alias Si Panyang dan ...?), Danramil Sawang donny, Kapolsek, Intel Polres yang bekerja di Zaratex, dan Pak Ilyas S Sos Camat sawang yang didampingi stafnya.
Rapat untuk mendengar konfirmasi perkembangan perusahaan Quest Geophisycal Asia, seperti itu terbuat dalam surat undangan dibuka oleh Camat dan diserahkan pada moderator Komanda Koramil Sawang, setelah mengucapkan salam pembuka lansung saja Hilmin dari Zaratex NV diberikan kesempatan untuk bicara.
Pada kesempatan itu dia mengajariku soal survey seismic migas dari tahap topografi, rintis, drilling, hingga recording. Dia juga menjelaskan sejuta izin yang telah dikantongi oleh Zaratex sehingga berani melakukan survey. Setelah itu dia juga menjelaskan soal dampak yang mustahil terjadi (0,0001%) alias mengalahkan teori tuhan.
Disamping itu dia juga mengatakan bahwa tujuannya memgelar rapat untuk mendengar klarifikasi saya sebagai yang telah mencemarkan nama baik perusahaan Belanda itu. “perusahaan memerintahkan saya untuk kesini, saya ingin mendengar banyak dari Isbahannur, sudah satu tahun kami kerja kenapa baru sekarang masalah ini muncul, jadi disini kita harus fokus membahas point point yang tidak dia mengerti” kata Hilmin dari Zaratex NV.
Setelah bicara panjang lebar, persoalan warga tidak dibicarakan, namun mereka hanya memfokuskan soal survey Zaratex yang dianggap tidak aku mengerti sehingga keluar berbagai kritikan kritikan pedas dimedia masa baik wesite maupun blogger membuat gerah Zaratex NV.
Masalah kritikan dan kampanye media soal warga dikelabui Zaratex sehingga meminta agar kompensasi diberika dua kali sebelum dan sesudah recording (dynamid diledakkan) untuk menghindari masyarakat tidak merasa tertipu dan dirugikan.
Karena pada prinsipnya Zaratex sangat ketakutan bila masyarakat bersatu untuk meminta agar kompensasi dinaikkan 200%, Zaratex hanya ingin masyarakat cerai berai dalam menyelesaikan masalah dikalangan warga, contoh seperti yang terjadi di Sawang warga protes soal kerusakan tanaman dan pagar, ketika dikomunikasikan kepada Zaratex mereka hanya menganggu-ngangguk saja, sesekali mengatakan “ya ya ya akan kita naikkan laporan ini”, namun justru dianggap masalah kecil dan dilupakan, hingga saat ini masalah tersebut belum terselesaikan.
Setelah tulisan hingga rilis dan kliping soal Zaratex di Blogger saya dipersoalkan oleh Intel Polres Lhokseumawe yang sudah tiga tahun bekerja di Zataex NV. Dalam kesempatan itu, Intel Polress tersebut lansung saja menjalan metode introgasi untuk menekan mentalku, dalam pertanyaanya saya dihadapkan dengan dua jawaban ‘ya atau tidak’ untuk mengarahkan seperti yang intel itu kehendaki.
“kliping itu ngak jelas, karena hasil kopy paste tapi ngak ada sumber yang jelas” jawabku, namun dipotong oleh aparat hukum itu “disini disebutkan Aceh Liberation front Isbahannur” tanya dia, lansung saya jawab, “kalo itu memang rilis saya, tapi” lansung saja dipotong oleh intel itu “udah cukop” stop intel itu, namun saya berusaha menjelaskan “itu”, udah cukop, udah cokup potong Intel Polres itu tidak henti-hentinya.
Setelah itu, dia lansung bicara dengan nada kasar dan tinggi seperti menantang atau menekan spikologis tersangka, sambil memperkenalkan diri bahwa dia dari Polres dia mengatakan “saya tau siapa kauu, ya, dua tahun lalu kejadian PT Abat Jaya juga kau yang memblokir jalan, jangan membuat kacaulah, kalau minta pekerjaan bilang aja, tak ada itu merusak ekosistem, saya tau siapa kau dari dulu juga memperkeruh suasana Abat Jaya” tandasnya.
“akui saja kau yang tulis, saya tanya kau yang tulis atau bukan” tanya intel Polres itu dengan nada menantang dan menunggu jawaban ‘ya atau tidak’, lansung saja ditambahkan oleh Hilmin Zaratex NV “bang bang begini aja, bukan Cuma abang yang akademisi, kami juga tau itu, akui saja” tanya anak muda yang bekerja di Zaratex itu.
“gini aja bang, karena saya masih merasa bangsa Indonesia” rencana saya mau menjelaskan soal tulisan kalau memang salah dan perusahaan tidak senang selesaikan melalui proses hukum yang berlaku. Namun, belum sekesai saya bicara lansung ditantang oleh penegak hukum “kok masih merasa masih merasa, sembarangan kau ngomong”begi” hoy, masih merasa “beg” hoy hoy masih masih merasa yang jelas ngomongnya” tekan Intel itu dengn muka masam.
“begini saja, saya bertanggung jawab atas itu semua, karena saya bangsa Indonesia yang menghargai proses hukum dan aturan negara jadi kalao memang bermasalah, hukum masih ada dan semua sama dihadapan hukum, kalo memang saya bersalah silahkan gugat saya secara hukum” jawabku.
“bukan begitu, kami hanya ingin menanyakan, hanya ingin mengkomfirmasi, bukan masalah berani gak berani, kalau memang saya ingin menggugat kami mungkin kita ngak disini, sejak mulai suvey di Kota Lhokseumawe tidak ada konflik sedikitpun, kurang apa ekosistem dilaut, kacau ini, masyarakat itu jangan dibodoh-bodohi lagi, jadi tolong didukung, kalai memang masyarakat mempermasalahkan biar masyarakat aja, apa untungnya perusahaan gugat kamu, apa untunya bila zaratex gugat kamu?” tanya Intel Polres.
Tolong lah Isbahannur jadi kita harus memilah-milah, jadi jangan semua masalah Isbahannur, jalan Isbahannur, galian C Isbahannur, ini Isbahannur, Zaratex Isbahannur semuanya, jadi jangan bangun polemik-polemik ngak jelas, Isbahannur mengatas namakan masyarakat, disini kita bukan untuk menyalahkan kamu, tapi kita musyawarah” ungkap Intel itu.
“jadi begini, pada prinsipnya setiap masalah di Sawang saya siap masuk, bila masyarakat yang dirugikan, saya sudah siap untuk masalah apapun, begitu juga zaratex yang bermasalah dengan warga, saya fikir disini membahas masalah kenaikan kompensasi untuk mencari solusi masalah warga” ucapku.
Sehingga mereka melogikakan dengan hal hal yang menyesatkan dan menggiring saya dengan persoalan yang sebenarnya, terus disuruh jawab sama saya, tak lama berselang, Danramil lansung bertanya, “jadi begini, lantas apa maunya” tanya Donny.
Saya “maunya kita harus kembali duduk kembali dengan seluruh masyarakat, untuk mendengarkan apa masalah masyarakat, karena saya tidak mampu membuktikan dan dituding mengatasnamakan masyarakat, nanti biar masyarakat sendiri yang bicara, ini persoalan, jadi kita perlu duduk dengan masyarakat, nanti biar mereka yang lansung bicara sebagai penerima imbas suvey migas Zaratex” tawarku.
Namun mereka menolak dan menuduh saya sebagai dalah provokasi oleh awak Zaratex NV, “ketika rapat di Blang Reulieng, kan kamu yang bicara memprovokasi masyarakat, apa yang disampaikan masyarakat kan jelaskan seluruh hasil advokasi Isbahannur, tetapi waktu kita jawab apa, jadi jangan mengatasnakan masyarakat sementara kepala desa ngak tau, jadi ini ada sistemnya, dari sekian banyak persoalan masyarakat Sawang?
Ku jawab “apa perlu saya memberikan kompensasi yang layak untuk mereka?”, terus lanjut Humas Zaratex NV “pernah ngak Isbahannur membantu masyarakat? Apa keluhan-keluhan yang bisa dibantu, pernahkah isbahannur, pernah ngak kan, artinya tidak ada keinginan pak isbahannur, kecuali hanya untuk mencari kesalahan perusahaan, jelaskan, ‘tidak” tidak pernahkan? Tidak jelas”.
Namun lansung saya bantah “itu klaiiim, jelas, saya berusaha menyurati Zaratex soal masalah warga yang dirugikan akibat survey tersebut. Singkat cerita (ngak sanggup saya ketik) mereka tidak fokus terhadap maslah masyarakat, mereka hanya meluruskan soal pernyataan dan kampanye dimedia dan soal legalitas operasional mereka di Aceh, namun persoalan masyarakat tidak terselesaikan. Sudah lazim perusahaan migas dari dulu memang tidak jujur.
Ujung pertemua tersebut mereka mengajak kerjasama dengan melupakan kompensasi tanah warga yang sangat tidak layak, Intel Polres “perusahaan menggugatmu apa untunya, kalau perusahaan kalah apa untungmu?” tanya dia.
“paling dikenal publik aku bang” jawabku, “apa kau kenyang makan tenar?, makanya kalau ada masalah dikoordinasikan, tau kordinasi?” tanya intel Polres, “tau bang, kalau ada masalah kita komunikasikan”, “ah kau ngak ngerti, kalau ada masalah kordinasi sama Zaratex, KOpi Rokok Dan NASI hai Isbahannur” jelas Intel itu yang disambut tawa lebar seluruh stakeholder rapat.
Setelah akhir rapat Danramil sawang menutup acara dengan menyampaikan kalimat terakhir “semua masalah dianggap telah selesai, maka diluar nanti jangan ada hal hal yang tidak kita inginkan, isbahannur juga harus minta maaf karena telah membuat emosi Tarmizi {Si Panyang}, bisa dek, udah tuntas kan?” tanya Donny, “iya bisa bang, rapat sudah selesai semua, tapi masalah masyarakat belum selesai” jawabku. Terus rapat lansung ditutup.
Karena Zaratex hanya ingin aman bekerja dan tidak melukai citranya dimuka publik, maka kami meminta Zaratex untuk tidak keluar dari persoalan, yang menjadi masalah bukan lain, tapi kompensasi tidak layak, pendataan tanaman tidak sesuai, masyarakat yang dirugikan, belum lagi dampak survey kedepan, zaratex wajib bertanggung jawab seperti yang sudah terjadi, kalau kerusakan tanaman memang persoalan tersebut menyeluruh baik dari Blok sawang-Matanglada maupun Nisam dan seluruh Aceh Utara.
Seperti di Nisam Aceh Utara, Zaratex tidak bertanggung jawab sampai hari ini terhadap 17 unit rumah yang retak akibat diguncang bom mereka, belum lagi soal sumur dan payau kering disana. Korbannya sudah melaporkan ke Zaratex namun mereka tidak meresponnya hingga saat ini.
Intinya kami mengajak seluruh masyarakat yang terkena dampak survey seismic migas Zaratex seluruh Aceh Utara untuk meminta Zaratex memberikan kompensasi dua kali sebelum dan sesudah recording sebagai antisipasi warga terhadap perusahaan migas yang cenderung berperilaku tak jujur, itu pengalaman sebelumnya.
Mereka memang membayar kompensasi namun persoalan masyarakat tidak semua ditampung dan didiamkan. Besaran kompensasi terhadap seluruh jenis kompensasi harus dinaikkan sebesar 200% jenis apapun baik tanah dan semua jenis tanaman.
HENTIKAN EKPLOITASI MIGAS, BAGI HASIL TAK JELAS PASCA MoU, BP-MIGAS BELUM ADA DI ACEH, SEMENTARA SELURUH ISI ALAM ACEH TERUS DIJARAH OLEH INDONESIA TANPA SEPENGETAHUAN RAKYAT ACEH, AKIBAT PEMIMPIN ACEH GOBLOK DAN SIBUK MEMPEREBUTKAN UANG RECEH DIKURSI KEKUASAAN. SAAT INI ACEH TERUS DIKIBULI OLEH JAKARTA DAN ITU PERSOALAN BAGI KEBERLANJUTAN PERDAMAIAN. MAKA KAMI HARAP PEMERINTAH ACEH SEDIKIT MEMBUKA MAKA DAN BELAJAR MEMBACA AGAR TAU APA YANG HARUS DIPERJELAS SOAL BAGI HASIL SEPERTI YANG TERSIRAT DALAM MoU & UUPA.(*)
Rapat dalam rangka kita mendengar konfirmasi dari Isbahannur yang selama ini adanya perkembangan isu-isu yang negatif terhadap perusahaan Zaratex NV di Kantor Kecamatan Sawang, Selasa 8 Mei 2012 sehingga kami dari muspika perlu penjelasan dari Isbahannur sehingga tidak adanya miss komunikasi. Ada di cek yang tidak mengenakkan, Adanya laporan dari perusahaan yang disampaikan kepada kami baik melalui media massa atau website dan segala macam sehingga Perusahaan meminta kami pada hari ini untuk melakukan mediasi sehingga ada kejelasan yang pasti. Tanggapan-tanggapan negatif terhadap mantan-mantan GAM atau oknum KPA yang berada di kecamatan Sawang.
Danramil Sawang Donny: Pekerjaan yang mereka lakukan adalah survey. Survey belum mengarah pada eksplorasi, dimana survey itu masih melihat ada atau tidak adanya kandungan didalam yang sedang di survey. Dampak tentu ada, tetapi dampak survey, dampak eksplorasi, dampak pekerjaan awal itu tentunya berbeda. Kalau sudah eksplorasi itu mungkin sudah menyangkut dengan alat yang sudah disiapkan, sementara survey menggunakan alat tetapi masih sebatas alat deteksi dan dampak negatif lainnya belum begitu berdampak.
Zaratex NV Hilmin: seisimik itu dimulai dengan metode bagaimana membuat sebuah getaran dan getaran itu bisa direspon oleh bumi yang ada dibawah permukaan dan kita rekam melalui alat-alat yang telah dipersiapkan. Intinya kita ingin melihat bagaimana penjalaran gelombang yang ada dibawah permukaan dan itu bisa memperlihatkan kepada kita bagaimana bentuk lapisan yang ada dibawah permukaan. Seismik itu mencari data bukan mengambil hasil. Dynamite yang kita masukkan kebawah permukaan itu kita getarkan untuk membuat getaran dan bisa direspon oleh bumi hingga 5000 meter. Pemerintah Indonesia menunjuk Zaratex untuk mengelola blok sawang dan matang lada. Semua perkara yang timbul akibat seismik ini akan menjadi tanggung jawab Zaratex.
Jika berhasil semua biaya kompensasi akan ditanggung pemerintah dan jika tidak berhasil maka Zaratex yang akan menanggung biaya kompensasi/ganti rugi lahan. Pembayaran kompensasi disesuaikan berdasarkan peraturan pemerintah yang ada. Pihak Zaratex menilai Isbahannur belum mengerti tentang kegiatan Zaratex. Sudah ada bukti ilmiah yang dilakukan perusahaan bahwa tidak akan terjadi kerusakan termasuk bangunan.
Isbahannur : berupaya untuk menampung bagaimana aspirasi masayarakat awam ini. Sebetulnya jika melihat klarifikasi-klarifikasi perusahaan kita tidak mempertanyakan masalah izin. Masalah izin tidak ada untungnya bagi saya karena saya membawa misi masyarakat Kecamatan Sawang dengan tidak melupakan legalitas. Mengenai masalah survey kami tidak mengerti sama sekali tetapi saya bisa belajar, bisa memanggil dosen Unsyah dan sebagainya.
Dari metode survey memang tidak bermasalah bahkan mustahil error (0,0001%) alias mengalahkan teori tuhan. Yang menjadi masalah adalah ketika dynamite itu diledakkan mengalami getaran sedalam 5 km. Yang dipersoalkan masyarakat adalah masalah ekonomi apalagi masalah ekonomi masyarakat sangat terjepit. Ketika mereka menanam ganja diganggu oleh kawan kawan diPolsek, saat ini giliran diganggu Zaratex, aktifitas perkebunan mereka terganggu. Lahan kebun yang dilewati tidak sesuai dengan rintisan yang direncanakan.
Isbahannur dipojokkan dengan tulisan kumpulan kliping yang telah dimuat ke media karena dalam tulisan tersebut banyak pihak yang terkena seperti nama perusahaan Zaratex, dan KPA [Komite Peralihan Aceh] dengan menganggap KPA itu preman.
Interpol: Saya tau siapa kau, kalau kau minta pekerjaan bilang saja, Saya sudah 3 tahun kerja di Zaratex. Mau kamu itu apa? jangan seenaknya aja kau buat masalah, kau jadi penyakit.
Isbahannur: Yang menjadi masalah adalah dampak yang terjadi dan yang akan terjadi, saat ini kerugian warga dikompensasi tak layak, itu persoalan yang wajib diselesaikan.
Hilmin Humas Zaratex: karena dibilang survey seismic dibilang dapat merusak ekosistem tanah, maka saya mau tanya data pak isbahannur yang dapat merusak ekosistem, karena begini tolong jawabnya.
Lobi Zaratex NV Untuk Membungkam Tuntutan Masyarakat Dengan Sogokan
Siang itu, Senin 21 Mei 2012, jam 12,25 Wib telpon selulerku berbunyi, ternyata Tgk Tamin, anak Pak Keuchik kampungku yang telpon, dia mengatakan ada surat undangan ini dari kecamatan soal konfirmasi perkembangan perusahaan PT Quest Geophisycal Asia, hari Selasa 22 Mei 2012 jam 9 pagi.
Sebelumnya, Selasa 8 Mei 2012, jam 15.00 Wib saya menggelar musyawarah dengan pemilik tanah yang terkena imbas survey seismic 2D Zaratex NV, dalam musyawarah tersebut pemilik tanah sepakat untuk meminta perusahaan survey migas itu untuk memberi kompensasi terhadap kerusakan tanaman warga dinaikkan menjadi 200% untuk setiap jenis kerugian warga, kompensasi harus diberikan dua kali sebelum dan sesudah recording (perekaman, tahap akhir survey seismic 2D).
Terhadap dampak yang timbul kedepan warga meminta Zaratex bertanggung jawab sepenuhnya. Soal perekrutan tenaga kerja, upah dan jaminan untuk pekerja, Zaratex harus memberi upah yang layak sesuai upah minimum regional (UMR) begitu juga jaminan kesehatan dan keselamatan buruh. Karena saat ini buruh yang dipekerjakan untuk melakukan survey memang masyarakat lokal, namun mereka diperas alias dikoloni dengan sistem outsorsing.
Begitu juga soal janji-janjinya dengan pemuda setiap gampong sebagai upaya mengambil hati masyarakat wajib ditepati. Disamping itu warga meminta agar Zaratex memanggil seluruh pemilik lahan untuk menjelaskan disetujui tidaknya tuntutan warga yang terkena imbas surve migas itu.
Syahdan, pagi itu Selasa 22 Mei 2012 jam 9.00 Wib, aku ditemani sijelek (sebutan untuk Herman panggilan untuk hermansyah oleh ceweknya) memenuhi undangan Pak Camat ke Kecamatan Sawang. Sambil menunggu Ilyas S Sos yang baru tiba pada jam 10.25 Wib kami bicang bincang dengan kawan-kawan Polsek Sawang 5 meter dari kantor Camat.
Ketika seluruh stakeholder rapat sudah datang ternyata hanya aku perwakilan korban Zaratex, Pak Keuchik, Tgk Mukim, 3 orang perwakilan Zaratex (Ilmin, Tarmizi alias Si Panyang dan ...?), Danramil Sawang donny, Kapolsek, Intel Polres yang bekerja di Zaratex, dan Pak Ilyas S Sos Camat sawang yang didampingi stafnya.
Rapat untuk mendengar konfirmasi perkembangan perusahaan Quest Geophisycal Asia, seperti itu terbuat dalam surat undangan dibuka oleh Camat dan diserahkan pada moderator Komanda Koramil Sawang, setelah mengucapkan salam pembuka lansung saja Hilmin dari Zaratex NV diberikan kesempatan untuk bicara.
Pada kesempatan itu dia mengajariku soal survey seismic migas dari tahap topografi, rintis, drilling, hingga recording. Dia juga menjelaskan sejuta izin yang telah dikantongi oleh Zaratex sehingga berani melakukan survey. Setelah itu dia juga menjelaskan soal dampak yang mustahil terjadi (0,0001%) alias mengalahkan teori tuhan.
Disamping itu dia juga mengatakan bahwa tujuannya memgelar rapat untuk mendengar klarifikasi saya sebagai yang telah mencemarkan nama baik perusahaan Belanda itu. “perusahaan memerintahkan saya untuk kesini, saya ingin mendengar banyak dari Isbahannur, sudah satu tahun kami kerja kenapa baru sekarang masalah ini muncul, jadi disini kita harus fokus membahas point point yang tidak dia mengerti” kata Hilmin dari Zaratex NV.
Setelah bicara panjang lebar, persoalan warga tidak dibicarakan, namun mereka hanya memfokuskan soal survey Zaratex yang dianggap tidak aku mengerti sehingga keluar berbagai kritikan kritikan pedas dimedia masa baik wesite maupun blogger membuat gerah Zaratex NV.
Masalah kritikan dan kampanye media soal warga dikelabui Zaratex sehingga meminta agar kompensasi diberika dua kali sebelum dan sesudah recording (dynamid diledakkan) untuk menghindari masyarakat tidak merasa tertipu dan dirugikan.
Karena pada prinsipnya Zaratex sangat ketakutan bila masyarakat bersatu untuk meminta agar kompensasi dinaikkan 200%, Zaratex hanya ingin masyarakat cerai berai dalam menyelesaikan masalah dikalangan warga, contoh seperti yang terjadi di Sawang warga protes soal kerusakan tanaman dan pagar, ketika dikomunikasikan kepada Zaratex mereka hanya menganggu-ngangguk saja, sesekali mengatakan “ya ya ya akan kita naikkan laporan ini”, namun justru dianggap masalah kecil dan dilupakan, hingga saat ini masalah tersebut belum terselesaikan.
Setelah tulisan hingga rilis dan kliping soal Zaratex di Blogger saya dipersoalkan oleh Intel Polres Lhokseumawe yang sudah tiga tahun bekerja di Zataex NV. Dalam kesempatan itu, Intel Polress tersebut lansung saja menjalan metode introgasi untuk menekan mentalku, dalam pertanyaanya saya dihadapkan dengan dua jawaban ‘ya atau tidak’ untuk mengarahkan seperti yang intel itu kehendaki.
“kliping itu ngak jelas, karena hasil kopy paste tapi ngak ada sumber yang jelas” jawabku, namun dipotong oleh aparat hukum itu “disini disebutkan Aceh Liberation front Isbahannur” tanya dia, lansung saya jawab, “kalo itu memang rilis saya, tapi” lansung saja dipotong oleh intel itu “udah cukop” stop intel itu, namun saya berusaha menjelaskan “itu”, udah cukop, udah cokup potong Intel Polres itu tidak henti-hentinya.
Setelah itu, dia lansung bicara dengan nada kasar dan tinggi seperti menantang atau menekan spikologis tersangka, sambil memperkenalkan diri bahwa dia dari Polres dia mengatakan “saya tau siapa kauu, ya, dua tahun lalu kejadian PT Abat Jaya juga kau yang memblokir jalan, jangan membuat kacaulah, kalau minta pekerjaan bilang aja, tak ada itu merusak ekosistem, saya tau siapa kau dari dulu juga memperkeruh suasana Abat Jaya” tandasnya.
“akui saja kau yang tulis, saya tanya kau yang tulis atau bukan” tanya intel Polres itu dengan nada menantang dan menunggu jawaban ‘ya atau tidak’, lansung saja ditambahkan oleh Hilmin Zaratex NV “bang bang begini aja, bukan Cuma abang yang akademisi, kami juga tau itu, akui saja” tanya anak muda yang bekerja di Zaratex itu.
“gini aja bang, karena saya masih merasa bangsa Indonesia” rencana saya mau menjelaskan soal tulisan kalau memang salah dan perusahaan tidak senang selesaikan melalui proses hukum yang berlaku. Namun, belum sekesai saya bicara lansung ditantang oleh penegak hukum “kok masih merasa masih merasa, sembarangan kau ngomong”begi” hoy, masih merasa “beg” hoy hoy masih masih merasa yang jelas ngomongnya” tekan Intel itu dengn muka masam.
“begini saja, saya bertanggung jawab atas itu semua, karena saya bangsa Indonesia yang menghargai proses hukum dan aturan negara jadi kalao memang bermasalah, hukum masih ada dan semua sama dihadapan hukum, kalo memang saya bersalah silahkan gugat saya secara hukum” jawabku.
“bukan begitu, kami hanya ingin menanyakan, hanya ingin mengkomfirmasi, bukan masalah berani gak berani, kalau memang saya ingin menggugat kami mungkin kita ngak disini, sejak mulai suvey di Kota Lhokseumawe tidak ada konflik sedikitpun, kurang apa ekosistem dilaut, kacau ini, masyarakat itu jangan dibodoh-bodohi lagi, jadi tolong didukung, kalai memang masyarakat mempermasalahkan biar masyarakat aja, apa untungnya perusahaan gugat kamu, apa untunya bila zaratex gugat kamu?” tanya Intel Polres.
Tolong lah Isbahannur jadi kita harus memilah-milah, jadi jangan semua masalah Isbahannur, jalan Isbahannur, galian C Isbahannur, ini Isbahannur, Zaratex Isbahannur semuanya, jadi jangan bangun polemik-polemik ngak jelas, Isbahannur mengatas namakan masyarakat, disini kita bukan untuk menyalahkan kamu, tapi kita musyawarah” ungkap Intel itu.
“jadi begini, pada prinsipnya setiap masalah di Sawang saya siap masuk, bila masyarakat yang dirugikan, saya sudah siap untuk masalah apapun, begitu juga zaratex yang bermasalah dengan warga, saya fikir disini membahas masalah kenaikan kompensasi untuk mencari solusi masalah warga” ucapku.
Sehingga mereka melogikakan dengan hal hal yang menyesatkan dan menggiring saya dengan persoalan yang sebenarnya, terus disuruh jawab sama saya, tak lama berselang, Danramil lansung bertanya, “jadi begini, lantas apa maunya” tanya Donny.
Saya “maunya kita harus kembali duduk kembali dengan seluruh masyarakat, untuk mendengarkan apa masalah masyarakat, karena saya tidak mampu membuktikan dan dituding mengatasnamakan masyarakat, nanti biar masyarakat sendiri yang bicara, ini persoalan, jadi kita perlu duduk dengan masyarakat, nanti biar mereka yang lansung bicara sebagai penerima imbas suvey migas Zaratex” tawarku.
Namun mereka menolak dan menuduh saya sebagai dalah provokasi oleh awak Zaratex NV, “ketika rapat di Blang Reulieng, kan kamu yang bicara memprovokasi masyarakat, apa yang disampaikan masyarakat kan jelaskan seluruh hasil advokasi Isbahannur, tetapi waktu kita jawab apa, jadi jangan mengatasnakan masyarakat sementara kepala desa ngak tau, jadi ini ada sistemnya, dari sekian banyak persoalan masyarakat Sawang?
Ku jawab “apa perlu saya memberikan kompensasi yang layak untuk mereka?”, terus lanjut Humas Zaratex NV “pernah ngak Isbahannur membantu masyarakat? Apa keluhan-keluhan yang bisa dibantu, pernahkah isbahannur, pernah ngak kan, artinya tidak ada keinginan pak isbahannur, kecuali hanya untuk mencari kesalahan perusahaan, jelaskan, ‘tidak” tidak pernahkan? Tidak jelas”.
Namun lansung saya bantah “itu klaiiim, jelas, saya berusaha menyurati Zaratex soal masalah warga yang dirugikan akibat survey tersebut. Singkat cerita (ngak sanggup saya ketik) mereka tidak fokus terhadap maslah masyarakat, mereka hanya meluruskan soal pernyataan dan kampanye dimedia dan soal legalitas operasional mereka di Aceh, namun persoalan masyarakat tidak terselesaikan. Sudah lazim perusahaan migas dari dulu memang tidak jujur.
Ujung pertemua tersebut mereka mengajak kerjasama dengan melupakan kompensasi tanah warga yang sangat tidak layak, Intel Polres “perusahaan menggugatmu apa untunya, kalau perusahaan kalah apa untungmu?” tanya dia.
“paling dikenal publik aku bang” jawabku, “apa kau kenyang makan tenar?, makanya kalau ada masalah dikoordinasikan, tau kordinasi?” tanya intel Polres, “tau bang, kalau ada masalah kita komunikasikan”, “ah kau ngak ngerti, kalau ada masalah kordinasi sama Zaratex, KOpi Rokok Dan NASI hai Isbahannur” jelas Intel itu yang disambut tawa lebar seluruh stakeholder rapat.
Setelah akhir rapat Danramil sawang menutup acara dengan menyampaikan kalimat terakhir “semua masalah dianggap telah selesai, maka diluar nanti jangan ada hal hal yang tidak kita inginkan, isbahannur juga harus minta maaf karena telah membuat emosi Tarmizi {Si Panyang}, bisa dek, udah tuntas kan?” tanya Donny, “iya bisa bang, rapat sudah selesai semua, tapi masalah masyarakat belum selesai” jawabku. Terus rapat lansung ditutup.
Karena Zaratex hanya ingin aman bekerja dan tidak melukai citranya dimuka publik, maka kami meminta Zaratex untuk tidak keluar dari persoalan, yang menjadi masalah bukan lain, tapi kompensasi tidak layak, pendataan tanaman tidak sesuai, masyarakat yang dirugikan, belum lagi dampak survey kedepan, zaratex wajib bertanggung jawab seperti yang sudah terjadi, kalau kerusakan tanaman memang persoalan tersebut menyeluruh baik dari Blok sawang-Matanglada maupun Nisam dan seluruh Aceh Utara.
Seperti di Nisam Aceh Utara, Zaratex tidak bertanggung jawab sampai hari ini terhadap 17 unit rumah yang retak akibat diguncang bom mereka, belum lagi soal sumur dan payau kering disana. Korbannya sudah melaporkan ke Zaratex namun mereka tidak meresponnya hingga saat ini.
Intinya kami mengajak seluruh masyarakat yang terkena dampak survey seismic migas Zaratex seluruh Aceh Utara untuk meminta Zaratex memberikan kompensasi dua kali sebelum dan sesudah recording sebagai antisipasi warga terhadap perusahaan migas yang cenderung berperilaku tak jujur, itu pengalaman sebelumnya.
Mereka memang membayar kompensasi namun persoalan masyarakat tidak semua ditampung dan didiamkan. Besaran kompensasi terhadap seluruh jenis kompensasi harus dinaikkan sebesar 200% jenis apapun baik tanah dan semua jenis tanaman.
HENTIKAN EKPLOITASI MIGAS, BAGI HASIL TAK JELAS PASCA MoU, BP-MIGAS BELUM ADA DI ACEH, SEMENTARA SELURUH ISI ALAM ACEH TERUS DIJARAH OLEH INDONESIA TANPA SEPENGETAHUAN RAKYAT ACEH, AKIBAT PEMIMPIN ACEH GOBLOK DAN SIBUK MEMPEREBUTKAN UANG RECEH DIKURSI KEKUASAAN. SAAT INI ACEH TERUS DIKIBULI OLEH JAKARTA DAN ITU PERSOALAN BAGI KEBERLANJUTAN PERDAMAIAN. MAKA KAMI HARAP PEMERINTAH ACEH SEDIKIT MEMBUKA MAKA DAN BELAJAR MEMBACA AGAR TAU APA YANG HARUS DIPERJELAS SOAL BAGI HASIL SEPERTI YANG TERSIRAT DALAM MoU & UUPA.(*)
Posted at 1:55 PM |  by
Isbahannur