Monday, September 26, 2011

Ending Demo BEM Unimal Selamatkan Rezim Lama Dari Jerata Hukum

Posted by Isbahannur  |  at  11:13 AM


SMA, Acehtraffic.com -- Seperti biasa seharusnya pagi itu mahasiswa disibukkan dengan aktivitas kuliah, tapi hari itu Selasa, [20/09/2011], kegiatan kuliah sedikit terganggu. Pintu Gerbang kampus Bukit Indah Unimal di ambil alih oleh Mahasiswa dari BEM Unimal bagitu juga gerbang kampus utama. Beberapa mahasiswa dipaksa turun di depan gerbang, ada juga yang dipaksa untuk ikut demo. Puluhan mahasiswa baru tampak sangat kesal. 

Beberapa diantara mereka ada yang tidak mau berdemo dan ingin melakukan kuliah seperti biasa namun mereka dipaksa dan dibentak oleh para mahasiswa dari BEM Unimal maka dengan terpaksa dan takut melihat wajah-wajah senior yang sangar mereka pun ikut berdemo ke Gedung Utama Biro Akademik Unimal Reuleut. Puluhan mahasiswa baru yang sedang duduk di kantin luar kampus bukit indah pun tidak luput dari sasaran para anggota BEM Unimal untuk diajak ikut berdemo, dengan memukul meja kantin sambil membentak untuk segera bergabung.

Dari Bukit Indah mereka beralih ke depan Gedung Utama Biro Akademik Unimal Reuleut untuk kembali melakukan aksi lanjutan dari aksi sebelumnya Senin, [19/09/2011]. Karena tuntutan ratusan mahasiswa dari BEM Unimal kemarin, Senin, [19/09/2011], belum mendapat respon dari Rektor karena beliau sedang ke luar kota, Sementara Pembantu Rektor III tidak sempat menemui para demonstran karena kesibukannya meladeni mahasiswa diruang kuliah. Maka, Selasa, [20/09/2011], ratusan mahasiswa kembali melakukan aksi di Biro Unimal Reuleut.
“Hidup Mahasiswa” sang orator berteriak dengan semangat juang ‘45, sambil tangan mengepal keatas. Teriakan-teriakan dengan TOA mulai terdengar garang. Beberapa satpam juga mulai terlihat berjaga-jaga, namun suasana Unimal tidak menjadi panik. Sebagian mahasiswa malah senang, ada demo berarti kuliah libur. Adanya barisan orang dengan almamater hijau tua itu justru menjadi pemandangan yang menarik karena mahasiswa Unimal sudah terbiasa dengan situasi seperti ini.

Namun keadaan menjadi kacau saat para demonstran yang berasal dari kalangan BEM Universitas itu menjaga dan mengunci pintu gerbang utama Universitas Malikussaleh di Reuleut, tujuannya agar seluruh mahasiswa yang berada di Reuleut tidak dapat keluar kampus untuk pulang sebelum aksi demo kelar. Tak hanya cukup disitu mereka pun mencoba mengerahkan ratusan mahasiswa baru lainnya yang sedang kuliah di beberapa gedung fakultas yang ada di Reuleut untuk diajak demo. Bahkan sempat terjadi aksi saling dorong antara mahasiswa dari BEM Unimal dengan mahasiswa yang nota benenya adalah mahasiswa baru jurusan Agribisnis yang tak sudi dipaksa ikut berdemo.

Korban pun tak dapat dielakkan, Nurjamilah [19] salah seorang mahasiswi baru dari fakultas pertanian jurusan agribisnis semester satu yang hendak pulang untuk membayar kredit sepeda motor mengalami nasib apes, dia dan sepeda motornya yang masih kredit [belum lunas] itu didorong dengan keras oleh oknum mahasiswa dari BEM hingga terjatuh ke dalam selokan yang berada dipinggir jalan tersebut yang mengakibatkan korban mengalami luka serius, masih belum puas dengan keadaan Nurjamilah yang berada diselokan, Ketua Divisi Bidang Internal BEM Unimal membentak-bentak dan memaksa agar dia ikut demo, padahal untuk berdiri saja Nurjamilah tidak mampu karena luka yang dialaminya. Sungguh sangat mencerminkan perilaku ababil.
Tak urung, jatuhnya mahasiswi ini ke selokan, sempat membuat mahasiswa lain panik. Korban pun dibawa keruangan lain, menjauh dari aksi dorong. Puluhan mahasiswa agribisnis meminta oknum BEM tersebut bertanggung jawab atas perilaku kekerasan yang dilakukan terhadap mahasiswa baru tersebut.

Nurjamilah tidak sendiri, beberapa mahasiswi yang lainnya yang sedang mengalami menstruasi pun diboyong secara paksa kelokasi demo padahal mereka tidak membawa pembalut, dengan menahan nyeri dan risih mereka mengikuti demo daripada babak belur dihajar senior.

Sungguh sangat disayangkan aksi demo Badan Eksekutif Mahasiswa Unimal yang meminta agar Pembantu Rektor II dan III segera dipecat karena dituding tidak transparan, telah melakukan pembodohan dan pembohongan publik, sementara itu mereka tidak berani melaporkan semua kasus kepolisi supaya diusut tuntas biar siapapun pelakunya diprodeokan [penjara], entah kenapa…???(Terlalu politis, entah mereka sudah menyiapkan dua calon pembantu rektor baru?)

Kembali pada mengerahkan mahasiswa baru yang dipaksa senior, dimana seharusnya mereka diberi materi berkaitan dengan studi dikampus. Mahasiswa baru juga tidak tahu isu yang diusung oleh pendemo, karena mereka tidak diikut sertakan pada saat BEM Unimal melakukan diskusi sebelum demo dilaksanakan. Dalam aksi nya menuntut transparansi anggaran [anggaran ormawa] untuk kesejahteraan mahasiswa dan menuding pembantu rektor telah membodohi dan membohongi publik, namun sangat ironis jika dilihat dari cara BEM mengerahkan mahasiswa baru dengan cara dipaksa secara kekerasan. Mensejahterahkan mahasiswa atau menyengsarakan mahasiswa ?

Menghentikan perkuliahan seenak jidatnya sendiri, apakah pernah terfikirkan oleh mereka bagaimana perasaan orang tua kita yang telah membanting tulang membiayai kuliah agar anaknya kelak jadi orang sukses? melihat anaknya dipaksa, dibentak bahkan ada yang sampai didorong jatuh keselokan hanya karna menolak untuk ikut demo yang tak kunjung ada hasilnya. Apakah ada hasilnya berdemo dengan cara memaksa dan bertindak anarkis ? Apakah aktivis-aktivis musiman itu pernah mengetahui berapa biaya transportasi yang habis tiap pagi, sementara sampai kekampus dipaksa untuk demo? Setau penulis hasil nya cuma akan menyengsarakan, meresahkan mahasiswa lainnya bahkan dirinya sendiri tambah dibenci oleh mahasiswa yang lain.

Mahasiswa yang berdemo dengan urakan adalah mahasiswa yang tidak bermoral, tidak berpendidikan, dan tidak punya hati nurani, mendorong mahasiswi baru yang sedang mengemudi sepeda motor kedalam selokan, apakah itu yang dinamakan mahasiswa yang berperilaku baik ? Melarang mahasiswa baru untuk kuliah dan memaksa mahasiswa baru untuk bergabung dengan senior yang melakukan demo, apakah itu bukan pembodohan ? Bukan kah pada saat mahasiswa baru mengikuti ospek telah diajarkan makna dari Agent of Change ? Mahasiswa baru seharusnya diberi materi berkaitan dengan studi di kampus dan parektek tridharma perguruan tinggi yang sebenarnya [Tridharma PT]. Biarlah mereka nantinya berdemo berdasarkan hati nurani sendiri. Bukan paksaan dari senior yang justru memalukan institusi Unimal sendiri.

Mahasiswa itu dididik untuk membangun bangsa bukan untuk merusak, menambah kekacauan, sikap beberapa mahasiswa yang memblokir kampus kemarin sangat berkontradiksi dengan nilai-nilai demokratis. Menuntut hak orang banyak, tetapi menginjak-injak hak mereka untuk berbeda pandangan, hak untuk tidak ikut berpartisipasi karena tidak tau apa yang disuarakan dan tujuannya, Apakah itu demokratis? Pemaksaan bukanlah hal yang dapat dibenarkan untuk membuat orang ikut aksi demo, tapi seharusnya untuk membuat Kawan-kawan mau ikut aksi hendaknya dilakukan dengan cara-cara cerdas, intelektual, bisa saja menyatukan persepsi, membangun kesepahaman melalui diskusi-diskusi, selebaran-selebaran sebagai sosialisasi atau alternative lainnya yang bisa menjangkau orang banyak.

Seperti update status seorang mahasiswa politik Unimal di Group GAM-Unimal “Tidak ada yang salah degan aksinya, tapi yang salah adalah mekanisme konsolidasi yang tiap tahun tidak pernah berubah. Katanya agent of change, ajakan dengan cara pemaksaan tidak menunjukkan sikap intelektual, apalagi sampai main pukul meja kantin”. 
Meskipun kondisi pemblokiran jalan dilakukan sehingga lumpuhnya seluruh aktivitas belajar mengajar difakultas Ekonomi, Fisip, Tehnik, Pertanian tidak menjadi masalah bagi dekan keempat fakultas itu, sampai hari ini [21/9/2011] tidak mengeluarkan satu patah katapun meskipun ada yang menjadi korban, sangat jelas bukan, kalau mereka disuruh diam karena bossnya lagi melancarkan serangan [misi] untuk menggolkan calon PRII&III baru yang telah disiapkan jauh-jauh hari, agar Rektor lama terselamatkan dari incaran polisi dengan kasus anggaran tahun 2010 sehingga beliu aman main diajang Pilkada yang direncanakan akhir Desember mendatang?

Penyebab mau dilengserkan karena, PR III Unimal menolak intervensi Rektor lama pada rapat membahas ancaman pendemo GAM-Unimal [7/7/2011] yang mengancam akan melaporkan kepolisi, sehingga PR III Unimal menolak menggunakan anggaran tahun 2011 untuk melunasi semua anggaran tahun 2010 yang sudah ditangani Satreskrim Unit Tripikor Polres Lhokseumawe dengan alasan menyalahgunaan anggaran. Apalagi PR II Marbawi diapun tidak berani mencairkan uang itu, karena dia sudah tau sejauh mana proses penyidikan kasus itu, mungkin beliau sadar pernah dosa diera sebelumnya. 

Sehingga jangan heran membaca pernyataan Ketua BEM Unimal dikoran local Harian Aceh “pihaknya menggelar aksi tersebut untuk meminta Rektor Apridar bertanggung jawab atas kondisi yang terjadi di Unimal hari ini. “Kalau Pembantu Rektor II dan Pembantu Rektor III yang tidak mampu bekerja dengan baik, kenapa tidak diganti saja dengan orang yang tepat menduduki posisi tersebut. Mahasiswa menilai Purek II selama ini tidak tranpsaran dan Purek III kebijakannya cendrung tidak memihak kepada mahasiswa, terutama berkaitan dengan kegiatan kemahasiswaan,” katanya.

Ada pertanyaan? Kenapa BEM Unimal tidak berani melaporkan kepihak kepolisian tentang dugaan penyelewengan, tidak transparan, dengan data lengkap yang telah dipegangnya? Atau mempunyai ending lain? Semisal kedua pembantu rektor itu wajib lengser sesuai perintah?

Disamping itu, kalaupun pembantu rektor mampu dilengserkan keduanya, diganti dengan pembantu rektor baru yang telah disiapkan, dan melanjutkan misi kedua yang sempat dikhawatirkan oleh mahasiswa anti korupsi yaitu mengambil anggaran tahun 2011 digunakan untuk melunasi anggaran tahun 2010 semisal membayar beasiswa 785 mahasiswa miskin BBM, PPA tahun 2010 yang sudah ditangani oleh polisi, dana kewirausahaan tahun 2010, gaji 200-an honorer Unimal selama delapan bulan dan lain-lain. Maka, yang terjadi pastinya kasus beasiswa mahasiswa miskin yang ditangani oleh Polres Lhokseumawe dan semua kasus korupsi yang pernah terjadi di Unimal proses penyidikannya harus dihentikan tanpa diperintah [tutup kasus]. 

Apa yang diusut coba? Orang beasiswanya sudah dicairkan kok.

Seharusnya, yang lakukan mahasiswa Unimal adalah berfikir bagaimana mengatasi, mengawasi, serta mengawal kasus Unimal yang telah dilimpahkan melalui jalur hukum. Dengan pola pikir mereka yang modern, dengan ilmu yang sudah diperoleh selama ia menjadi mahasiswa. Bantu, support bukti, data, informasi, juga beri dukungan kepada polisi yang mengusut penyimpangan dana kampus Unimal 2010. Biarkan polisi menerima apresiasi dari kalangan aktivis antikurupsi untuk mengusut tuntas segala indikasi korupsi dan kawal jangan sampai oknum Unimal main mata dengan petugas kepolisian.

Terakhir didalam tulisan ini kami mendesak Kapolri Jenderal Timur Pradopo dan Kapolda Aceh Irjen Pol Drs H Iskandar Hasan untuk memprioritaskan pengusutan kasus korupsi di Universitas Malikussaleh.| Acehtraffic.com

Hermansyah dan Isbahannur

Penulis Adalah Tim Advokasi Forum Komunikasi Mahasiswa Aceh [FKMA] yang juga mahasiswa FE Unimal

Tags:
Isbahannur

Jurnalis acehbaru.com yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Organ Sipil Lain di Aceh

Get Updates

Subscribe to our e-mail newsletter to receive updates.

Share This Post

Related posts

comments
© 2013 Brigent. WP Theme-junkie converted by Bloggertheme9
Blogger templates. Proudly Powered by Blogger.
back to top